Jln. DI. Panjaitan Lingkungan III Desa Sidomulyo Kec. Stabat Kab. Langkat Sumatera Utara (081361148235)

Kamis, 17 November 2016

Sekilas Tentang Domba Waringin

Alm. Tista Waringin bersama Domba Waringin
Sebagai Bangsa Indonesia, kita patut berbangga atas karya besar salah seorang pakar peternakan di Stabat, Langkat, Sumatera Utara, Tista Waringin Sitompul. Kerja kerasnya selama 13 tahun untuk menciptakan domba unggul dengan mengawin-silangkan domba luar negeri dengan domba lokal membuahkan hasil berupa domba pedaging unggul yang diberi nama sesuai namanya, yaitu domba Waringin.
Diketahui, domba Waringin merupakan keturunan perkawinan silang 4 jenis domba, yakni domba barbados asal Caribian (Amerika Latin), domba suffolk (Inggris), domba stcroix (Australia) dan domba lokal ekor tipis (Indonesia), yang dimulai dari tahun 1990-2003. Ditahun 2003 inilah domba Waringin terus dikembangkan, dan hasil populasinya mampu menempati rekor domba terberat di Indonesia dengan bobot pejantan domba waringin 200 kg.
Tista Waringin sendiri merupakan alumni jebolan Fakultas Pertanian USU tahun 1978. Dengan temuannya domba bangsa baru itu, Waringin berhasil melakukan penyilangan domba (F1S) yang terus dikembangkan dan diseleksi melalui penelitian selama bertahun-tahun untuk memeroleh domba yang paling baik dan tahan terhadap penyakit. Kemudian, ia menyilangkan kembali domba Barbados Perut Hitam asal Karibia, Amerika, dengan domba Kampung sehingga dihasilkan domba F1B.
Selanjutnya, domba St Croix jantan, yang juga berasal dari Karibia, disilangkan dengan domba kampung betina sehingga diperoleh keturunan F1C. Domba hasil perkawinan silang F1B dan F1C ini juga dikembangkan dan diseleksi untuk memperoleh domba keturunan terbaik. 
Kemudian, domba terbaik F1B disilangkan dengan domba terbaik F1C. Hasil perkawinan silang antara F1B dan F1C ini lalu disilangkan lagi dengan domba F1S. Nah, hasil perkawinan inilah yang menghasilkan domba pedaging unggul, yaitu domba Waringin sebagai bangsa baru di dunia peternakan domba di tanah air.
Penemuan domba Waringin ini mengejutkan ilmuwan dari Norwegia, Malaysia, dan Australia. Tak pelak mereka pun datang untuk membuktikan keunggulan Waringin. Menurut mereka, domba ini bukan sekedar perbaikan genetis, tetapi sudah dihasilkan bangsa baru. Menurutnya, untuk membuat bangsa baru perlu paling cepat 35 tahun, sementara Tista Waringin menemukan domba ini hanya dalam 13 tahun.
Keunggulan. Sosok domba Waringin amat khas, bertubuh bongsor, tanpa tanduk dan mempunyai bercak cokelat di wajah atau kaki. Perkembangbiakan domba ini sangat cepat karena bersifat profilik atau beranak 2-4 ekor per lahiran. Tubuhnya panjang. Saat kenyang, perut domba ini tampak membulat sehingga domba jantan mirip betina hamil.
dibandingkan dengan domba kampung, domba Waringin ini sangat jauh lebih besar. Bobot hidup domba Kampung paling hanya 25 kg pada domba Kampung betina dan 40 kg pada domba kampung jantan. Sebaliknya, bobot hidup domba Waringin betina dan jantan bisa mencapai 80 hingga 200 kg.
Selain itu, domba Waringin betina bisa melahirkan anak 2-4 ekor dalam satu kelahiran. Dengan demikian, domba Waringin ini tergolong domba yang sangat prolifik.
Selain tahan terhadap penyakit, domba Waringin ini juga tidak pilih-pilih makanan. Semua jenis rumput dan konsentrat disukai domba Waringin. Selain itu, serat daging domba Waringin lebih halus dibandingkan dengan domba galur lain. Yang terakhir, sebagai domba hasil perkawinan silang antara domba luar negeri dengan domba lokal, tentu saja domba Waringin ini cocok diternakkan di seluruh wilayah Indonesia yang beriklim tropis.
Menurut peneliti di Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Prof.Dr.IR Mohammad Winugroho, bobot domba di atas 100 kg itu tidak lazim. Menurutnya domba rata-rata di Indonesia hanya 25-40 kg. namun, bobot domba istimewa itu perlu dibuktikan dengan melakukan penimbangan ulang.
Saat ini populasi domba di Langkat sekitar 800 ribu-an ekor. Sebanyak 80% merupakan domba Waringin atau keturunannya domba Waringin 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar